Senin, 27 November 2017

BIG BANG ALA NGGLENYING

Nama adalah Doa itulah yang selalu disampaikan oleh para orang tua dahulu. Maka sebisanya berikanlah nama yang baik untuk anak-anakmu . Tapi kelahiran "ngglenying" tidaklah semanis dari definisinya,dalam kamus Bahasa Indonesia yang ditemukan dipojok perpustakaan usang arti nama "ngglenying " adalah ucapan yang ceplos-ceplos serta jenaka, dan hanya orang-orang yang beriman yang faham atas semua itu.

Nama "ngglenying " semoga saja sudah menjadi takdir dan tercatat dalam "laukhul mahfud" karena dikelahirannya bebarengan dengan hujan badai bahkan emosi jiwa yang meletup-letup seperti percikan api Gunung Agung yang melentus. Ngglenying mirip terciptanya bumi berdasarkan teori big bang yang dicetuskan Edwin Hubble pada tahun 1929 terjadi kesesuaian. Bahwa, proses penciptaan alam semesta dimulai dari sebuah ketiadaan.Dan ngglenying ada dari karena ketiadaan akal sehat yang menghalalkan berbagai cara untuk menduduki sebuah kekuasaan.

Kalau dalam teori Big Bang Bumi lahir dari Gumpalan Cahaya yang pecah secara dasyat karena "kun fayakun " Allah SWT ,yang oleh banyak kalangan sufiisme percikan cahaya itu adalah Cahaya Sejati Nur Muhammad. Berbeda dengan Ngglenying kelahirannya dikarenakan adanya percikan -percikan cahaya yang mengumpul menjadi sebuah Gumpalan cahaya yang terang. Bahkan saya sendiri membayangkan jika Gumpalan Cahaya ini tidak dikendalikan secara baik akan mampu membakar apapun yang ada disekitarnya.

Seperti umumnya bayi yang baru lahir "ngglenying" hanya bisa berteriak, menangis bahkan sesekali menggigit ibunya (baca : NU), Kelucuan dan kegenitan "ngglenying" terkadang membuat si Ibu marah terkadang juga dianggap sebagai lelucon karena memang wajar jika polah tingkah "bayi " seperti itu. Tapi yang paling aneh adalah bayi "ngglenying" tidak mau menyusu kepada Ibunya,entah karena ketika dikandungan sudah sering kena PHP atau kurangnya laku tirakat si Ibu yang akhirnya membuat Bayi "ngglenying" muak dengan Susu ibunya.

Di umur 1 Tahun "ngglenying" terlihat semakin cerdas , kalau dikelahirannya tidak suka "susu" ibunya , ngglenying kembali berulah,Makanan tambahan yang kadang diberikan oleh ibunya selalu di makan tapi langsung dimuntahkan.Bayi "ngglenying" memang Bayi Ajaib yang bisa besar tanpa asupan yang diberikan oleh ibunya.
Tulisan diatas adalah improvisasi dan kayalan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, jika ada nama yang sama itu bukan karena ketidaksengajaan tapi memang sengaja ditulis agar cerita ini urut secara utuh.Ngglenying merupakan ungkapan yang sengaja dijadikan topeng untuk melakukan kegiatan seenaknya tanpa terbayang-bayang oleh siapapun .Ngglenying menjadi oase tersendiri atas kemancetan komunikasi antara para pemangku organisasi masyarakatan sebut saja  Nahdhlotul Ulama terhadap Umatnya. Jika dengung berkhidmat kepada Umat hanyalah slogan, munculnya Ngglenying menjadi salah satu opsi Allah yang sudah menakdirkan Ngglenying menjadi sebuah Kumpulan mereka yang ikhlas berkhidmad kepada Umat. Berslogan " butuhe tandang ura kudu kondang " Ngglenying dengan bendera Ukhuwatul Ma'ahid Trenggalek (UMAT) membuktikan diri sebagai sebuah kekuatan jihad fi sabillillah yang menyapa masyarakat tanpa punya kepentingan apapun.

JIka big bang dalam teorinya menyatakan  bahwa nur Muhammad adalah embrio Alam semesta maka saya menyatakan bahwa Nglenying adalah "bias" dari ribuan percikan Nur Muhammad yang mungkin menempel ke para Ngglenyinger yang mau mengikhaskan waktu dan materinya untuk dijadikan sebagai sarana berkhitmah kepada umat atau mereka yang membutuhkan

Kegiatan seperti Santunan di Bulan Ramadhan yang terwujud dalam  Safari Ramadan muncul juga secara tiba-tiba dan melalui rapat ghoib (baca : Grup WA) lokasi,waktu dan pendanaan dapat diputuskan secara cepat dan tepat ala ngglenying.Dan paling menarik jika melihat sebuah Event Organaizer (EO) konsep ngglenying pasti akan betolak belakang,tidak ada kepanitian khusus, tapi semua bertanggung jawab. Kita membaginya menjadi 2 yaitu Poro "Dewo" dan "Debt Collector" siapa mereka? Poro dewa adalah Poro Gus dan Donatur, masyayih Pondok Pesantren seperti Pengasuh Pondok Pesantren Sulaiman, PP Darunnajah Kelutan, PP Hidayatuttullab, PP Al Falah Kedunglurah,dan masih banyak lagi.Sedangkan "debt Collector" adalah mereka-mereka yang ditugaskan "sowan" mengambil "upeti" ke Poro Dewo untuk pendanaan kegiatan Ngglenying.

Masih banyak lagi kegiatan rutin Ngglenying yang selalu rutin yaitu Pengobatan Gratis yang bekerja sama dengan IAI cabang Trenggalek dan Sholawat rutin malam Jum'at Legi di Pendopo.Ngglenying saat ini masihlah bayi yang sudah mulai berjalan .Akan banyak dan waktu untuk ngglenying menjadi seorang yang dewasa yang pada saatnya nanti menjadi pribadi yang berpikiran luas , mengayomi dan dijadikan rujukan keluh kesah permasalahan umat. (to be continue)





Sabtu, 25 November 2017

PERGESERAN GURU SEBAGAI PENJAGA PERADABAN

Guru digugu lan ditiru itulah ungkapan jawa yang menjadi tongkat pegangan bagi semua pendidik yang ada dibelahan Nusantara. Definisi Guru semakin hari semakin luas, jika anak sekolahan mendefinisikan  Guru adalah mereka yang mengajar  di Sekolah mulai pagi sampai sore setiap hari. Tapi bagi kalangan lain mungkin akan berbeda sesuai dengan latar belakang mereka masing-masing.

Di tengah Perkembangan tehnologi yang semakin canggih ini Sosok "Guru" seolah-olah sudah mulai kabur,tepa sliro, andap asor  terhadap Guru semakin rendah. Seringkali seorang Guru menjadi pesakitan, menjadi bahan bullyan ketika melakukan hal-hal yang dianggap keras, contohnya tindak kekerasan pemukulan atau ucapan keras terhadap anak didiknya. Indonesia sebagai salah satu Negara yang mengkampanyekan diri sebagai Negara ramah sudah mulai terjebak pada peradaban Adopsi , Peradaban-peradaban Nusantara yang arif semakin luntur dengan semaki banyaknya pengadopsian di berbagai lini, seperti hukum, pendidikan , politik serta ekonomi yang mengacu pada Peradaban Barat (jejakebunpagi.wordpress.com)

Peradaban Adopsi yang secara politik dipaksakan menyebabkan banyak benturan diberbagai sisi kehidupan Nusantara saat ini. Di bidang pendidikan terutamanya, fungsi pendidikan tidak lagi menjadi alat penggembleng ahlak yang berkepribadian  yang sesuai dengan budaya Nusantara. Guru yang dahulu menjadi sosok yang paling dihormati sekarang menjadi "profesi" yang lebih mengedepankan "status prastice" dikalangan masyarakat. Diskonstruksi makna "Guru" berakibat sangat fatal sehingga muncul  pelecehan dan pengkerdilan terhadap Guru.

Perguruan tinggi pencetak "guru " seolah-olah telah gagal untuk melahirkan generasi Guru yang bermental "pendidik". Setiap tahun isu "GTT/Guru Honorer" selalu muncul beriringan dengan perhelatan politik. Keinginan mereka untuk menjadi PNS secara tidak langsung telah mengaburkan definisi Guru.Secara tidak langsung dunia Pendidikan di Indonesia telah masuk dalam jebakan Peradaban Adopsi yang menjadikan Pendidkan sebagai ladang untuk mencari keuntungan. Output "Moral " tidaklah menjadi penting. Mahasiswa yang seharusnya mempunyai peran penting dalam menjaga peradaban harus dibelenggu dengan rutinitas tugas , seminar dan rangkaian kegiatan kampus yang monoton. 

Salah satu Model Pendidikan yang masih mampu dan terbukti  "kontinyu" melawan Peradaban Barat adalah model "pesantren". Pesantren yang mengedepankan pendidikan "moral" terbukti mendoktrin siswa "santri" dalam memahami konsep "benar dan salah " serta adanya laku prihatin "tirakat" yang tidak dipunyai oleh model pendidikan manapun.Dalam Perdaban barat Laku tirakat bertolak belakang dengan konsep Kesehatan yang kaitan dengan asupan nutrisi tubuh yang fit untuk menerima pelajaran dan belakangan Laku tirakat "puasa "secara medis malah menjadi obat hebat dalam melawan penyakit.Konsep Fiqih (ibadah) begitu tertata untuk melahirkan generasi yang konsisten dengan aturan untuk menjalankan Ibadah sebagai manusia, baik itu kepada sesama atau kepada sang Maha Pencipta. Ada Fiqih juga ada Tauhid yang mengajari bagaimana hubungan Mahluk (baca: manusia) dengan Tuhan pemilik Alam semesta.Masih banyak lagi Model pendidkan di  Pesantren yang terbukti mampu mencetak manusia-manusia hebat, ada istilah Mujahadah, istiqomah, dan yang lainnya.Konsep-konsep itu tidak hanya disampaikan melalui nuqilan kitab tapi menjadi laku keseharian yang "tumancep" diiringi barokah Doa seorang "Guru"

Guru dalam "pesantren" menjadi begitu vital , ketawadukan dan kerendahan hati seorang siswa "Santri" akan teruji dari seberapa besar mereka Tawaduk terhadap guru-gurunya. Tawaduk merupakan pebelajaran "moral" yang mengedepankan kerendahan hati untuk melaksanakan segala sesuatunya . Output pesantren akan lebih "survive" terhadap godaan-godaan "pragmatisme ' kehidupan. Kedalaman "Tauhid" akan mampu menjadi benteng pertahanan untuk lebih mementingkan kehidupan "Akherat" daripada Kepentingan "dunia". Menjadikan Dunia dalam genggamannya untuk mencapai Akhirat, bukan malah sebaliknya terlena dalam dunia akhirnya harus kehilangan "akhirat".

Di hari "Guru" saat ini mari bersama -sama untuk kembali memahami kesejatian Guru, Guru jangan dijadikan sebagai "profesi" untuk mengenyangkan "perut" tapi jadikan sebagai "tawasul" Penghambaan manusia terhadap Tuhan Pencipta Alam. Tidak akan ada lagi Guru yang masuk penjara,tidak ada lagi Guru Cabul dan juga tidak ada yang namanya "mantan Guru". Setiap individu manusia bisa menjadi "guru " bagi dirinya sendiri atau orang lain.






Minggu, 19 November 2017

TIDAK SEMBARANG "GRATIS" SINAU NGEBLOG #1

Menulis diblog sebenarnya bukan hal baru bagi saya, selain karena musiman juga karena adanya dorongan  spontanitas sesuai dengan keinginan hati.  Beberapa hari ini kecanduan menulis di blog kembali muncul dengan adanya sentilan dari salah satu Pengawas Sekolah dimana setiap hari saya menghabiskan waktu pagi sampai siang hari. Kelengkapan komputer sekolah yang melebihi pada umumnya Sekolah Dasar seharusnya  SDN 1 Kedunglurah tidak hanya mengembangkan Laboratorium Komputer tetapi bagaiman Pengelolaan Sekolah bisa dilihat oleh masyarkat luas melalui Web sekolah. Keinginan mempunyai Web Sekolah dengan spesifikasi standart untuk mengcover keinginan sekolah masih belum terwujud karena regulasi dan SDM masih sangat terbatas. 

Dari sindiran tersebut saya mencoba mengaplikasikan dan menghidupkan blog -blog saya yang sebelumnya sudah ada, sayangnya banyak yang lupa pasword. Kebetulan hari ini SDN 1 Kedunglurah sedang bersuka cita atas prestasi salah satu siswa nya yaitu Zulfa rosida yang mampu meraih Medali Perak cabor Tolak Peluru dalam Rangka Pekan Olah Raga SD se Jawa Timur di Lumajang. Momemtum ini saya rasa tepat untuk memunculkan tulisan di blog mumpung  inspirasi sedang moncer.
 Ditambah lagi di sebuah akun FB Trigus Dodik Susila ada tawaran "SINAU NGEBLOG BARENG" yang diselenggarakan secara GRATIS di tambah Free kopi malahan. Kesempatan yang langka ini tidak saya sia-siakan , saya langsung menghubungi Nama akun tersebut untuk mendaftar sebagai peserta yang kebetulan kuota dibatasi. Tujuannya cuma satu belajar ngeblog yang benar dan menambah teman sesama blog yang akan memberikan banyak ilmu tentang dunia Bloger.

Satu hari sebelum pelaksanaan Sinau Ngeblog Bareng sempat galau, pasalnya si Penyelenggara belum memberikan Konfirmasi apakah saya bisa ikut atau kegiatan ditunda. Baru di sore hari muncul  Grup baru  di Watshap  "SINAU BLOG" rasanya senang sekali dan berharap besok saya akan bertemu dengan bloger-bloger handal di Trenggalek dan Tulungagung. Ekspektasi saya berbanding terbalik ternyata sebagian besar merupakan teman-teman saya di berbagai kegiatan yang tidak menyangka merupakan Bloger-Bloger handal dengan jumlah tulisan yang funtastik. 

Minggu pagi tepat sekitar pukul 07.30 WIB saya sudah menyiapkan perlengkapan seperti leptop, oleran kabel untuk kegiatan SINAU NGELBOG BARENG, bukannya meluncur ke lokasi kegiatan SINAU NGELBOG BARENG  , saya malah meluncur menuju Balai Desa Dukuh di Kecamatan Watulimo, karena saya bersama teman-teman yang tergabung di UKhuwatul Ma'ahid Trenggalek akan menggelar Bakti Sosial Pengobatan Gratis di sana. Suasana pagi itu sedikit gerimis ketika memasuki kawasan Gua Lowo, pukul 08.00 WIB sampailah saya di Bali Desa Dukuh, suasana sudah lumayan ramai, dan hujan mulai turun. Ketika keaadaan sudah kondusif dan semua kegiatan mulai berjalan sesuai rencana pukul 09.00 WIB saya meluncur ke Jantung Kota Kripik untuk segera bergabung dengan teman-teman Bloger Trenggalek- Tulungagung yang sudah menyalakan leptopnya. 

Trigus Dodik Susilo selaku inisiator kegiatan ini menyampaikan urutan -urutan membuat sebuah Blog sederhana secara santai diselingi canda gurau teman-teman bloger.Suasana santai dan guyuran hujan bertambah hangat ketika salah satu teman menawari kami kebulan kopi panas khas Trenggalek yaitu Kopi Jimat yang sudah disiapkan untuk melengkapi kegiatan pada siang hari ini. 

Pertemuan kali ini memebrikan warna tersendiri bagaimana saya yang awam dengan istilah -istilah di blog seperti keyword , publish, label, dan lain-lain, selama ini saya hanya menulis terus publish tanpa mengerti fungsi masing -masing. Rasanya pukul 12.00 WIB terasa sangat kurang kalau  membahas tetek bengek Blog dan perkembangannya.Bagi saya pertemuan seperti ini perlu digelar lebih sering agar mampu meningkatkan minat menulis dan secara tidak langsung akan menambah income seperti mastah-mastah bloger-bloger yang saat ini berkumpul. Dari teman-teman bloger yang berkumpul ternyata juga ada yang sudah menjadi Bos Artikel berbahasa Inggris ini sungguh sangat luar biasa. Saya saja yang menulis menggunakan Bahasa Indonesia masih berantakan di sini sudah ada yang mampu menulis tulisan bahasa Inggris berbentuk artikel dan diproduksi pula... (to be Continue)

Sabtu, 18 November 2017

MIMPI BURUK REAKTIFASI JALUR KA TULUNGAGUNG-TRENGGALEK

Heboh tentang pemberitaan Reaktifasi jalur Kereta api Tulungagung-Trenggalek, membuat saya penasaran, kebetulan tempat tinggal saya berada dijalur tersebut. Walaupun jika rencana reaktifasi  ini benar –benar dilakukan oleh Pemerintah tidak ada dampak bagi saya pribadi akan tetapi tetangga dan rumah warga, persawahan perkantoran bahkan sekolah secara umum akan mengalami perubahan
Sebenarnya desas desus reaktifasi ini sudah beberapa tahun yang lalu sudah terdengar. Dari keterangan sumber yang dapat dipercaya beberapa waktu yang lalu ada petugas dari PT KAI yang melakukan telusur jalur berdasarkan Peta tahun 1930 di wilayah Desa Kedunglurah , mulai dari perempatan Kedunglurah ke barat menuju Bendorejo. Dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya , dari keterangan Petugas PT KAI menyampaikan bahwa dahulu area perempatan Kedunglurah merupak Stasiun local kerata api jalur Trenggalek- Tulungagung.
Dari keterangan tersebut rasa penasaran saya bertambah dan melalui searching dari berbagai sumber seperti railfansina.blogspot.co.id  dan id.wikipedia.org ternyata memang dahulu benar adanya jalur kereta api Tulungagung –Trenggalek. Berikut yang saya dapatkan dari sumber diatas, mulai Dari jalan Bandung-Durenan terus ke utara kita akan sampai di jalan raya Trenggalek-Tulungagung kemudian kita belok kiri. Sejauh 1 Km dari pertigaan arah dari jalan Bandung-Durenan tadi, terdapat area persawahan luas di kiri (selatan) jalan. Jika kita kesana saat musim padi, bahkan lebih beruntung bila padinya belum tinggi, mungkin kita bisa melihat bekas railbednya yang tampak memotong diagonal areal persawahan tersebut. Dari situ bekas jalur KA menikung ke barat sejajar dengan jalan. Mungkin kita bisa menelusuri sebuah lapangan, tidak jauh dari persawahan tadi. Lapangan tersebut berada di titik 8°6'49.6325''S 111°46'28.9319''E, setelah perempatan kecil Kedunglurah.
Denah bekas jalur sekitar SDN 5 Bendorejo
Bergerak lebih ke barat, kita akan menjumpai SPBU Bendorejo di kiri jalan. Sebelah barat SPBU ada area persawahan, kemungkinan kita bisa menjumpai petunjuk di sekitar sana.  Setelah persawahan ada SDN 5 Bendorejo. Agak ke barat kita akan menjumpai jembatan besar, di titik 8°6'0.3056''S 111°45'21.7652''E. Mungkin disana kita tidak menjumpai petunjuk disana.
 denah bekas jalur sekitar pasar Bendo.
Sekitar 500 m dari jembatan tadi, kita akan sampai di pasar Bendo. Mungkin tidak banyak petunjuk disana, tapi tak apalah kita telusuri sejenak, barangkali kita menemukan bekas stasiun disana. Namun jangan tergesa-gesa meninggalkan area pasar Bendo, karena tidak jauh dari perempatan pasar Bendo, ke arah barat kita akan menemukan lagi jembatan yang menurut keterangan di wikimapia.org adalah bekas jembatan KA Bendo, jembatan tersebut berada di titik 8°5'42.5245''S 111°44'42.5234''E, berada di sebelah kiri jembatan jalan raya.

Di desa Ngetal, bekas jalur KA memotong jalan lagi ke utara jalan, tepat di tikungan jalan dekat SDN 1 Ngetal/SMKN 1 Pogalan. Sekitar 400 m setelah SMKN 1 Pogalan, rel berbelok ke arah barat laut, tepat di sebelah pertigaan besar Ngetal (pertigaannya arah ke selatan). Namun kita bisa menelusuri melalui pertigaan ke utara setelah pertigaan Ngetal tadi. Pertigaan belok kanan, kemudian pertigaan lagi belok kiri. Kita bisa menelusuri jejak-jejaknya yang mengarah serong dari jalan setempat, di titik koordinat 8°5'26.5405''S 111°43'31.7258''E
Denah bekas jalur dekat kota Trenggalek
Mendekati pusat kota Trenggalek, lokasi railbed bekas jalur KA akan semakin mudah untuk kita telusuri. Berdasarkan map wikimapia.org, terdapat keterangan yang menyebutkan ada bekas pondasi jembatan KA di titik koordinat 8°3'41.8756''S 111°42'57.7757''E dan ada keterangan lagi di titik 8°3'23.7103''S 111°42'24.3659''E, juga tidak jauh dari sana ada sungai di 8°3'26.1961''S 111°42'8.3369''E yang tepat diatas jembatan. Sayangnya bukan jembatan KA, dari pencitraan GoogleMaps, di titik tersebut adalah jembatan jalan yang tidak searah dengan bekas jalan rel, dekat dengan RSUD kota Trenggalek.
Lanjut ke arah Tugu, bekas jalan rel berada di selatan jalan raya Trenggalek-Ponorogo. Tapi tidak begitu jauh bekas jalurnya memotong jalan raya,  menurut wikimapia.org jalur tersebut memotong jalan di titik 8°3'20.8426''S 111°41'26.3144''E, berdekatan dengan markas Kodim Trenggalek, juga tidak jauh dengan SMAN 1 Karangan Trenggalek. Namun sepertinya tidak ada bekasnya lagi di lokasi, bila kita melihatnya langsung kesana.
Gambar dengan eks-Stasiun Kota Trenggalek
Setelah  melewati area tersebut, bekas jalur rel menjauh dari jalan raya, hingga ke lokasi yang berada pada titik 8°1'42.9762''S 111°38'10.8395''E, dimana tempat yang bernama SMPN 1 Tugu dan balai desa Dermosari merupakan bekas area akhir atau ujung dari lintas cabang jalur kereta api Tulungagung-Trenggalek, yaitu stasiun Tugu.



UMAT BUTUHE TANDANG URA KUDU KONDANG

Senin, 13 November 2017

PRESTASI GEMILANG ZULFA SI TOMBOY
Berprestasi dan memberikan kebanggaan kepada semua orang mungkin merupaka cita-cita setiap anak di sekolah. Hal itu mungkin tidak pernah terpikirkan oleh anak tomboy sarat prestasi Zulfa Rosida, siswa  kelas VI SDN 1 Kedunglurah, Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.Lahir dari keluarga sederhana ,diusianya yang ke 10 dia harus kehilangan Ibu tercintanya karena sakit.Hari ini dia kembali membuktikan prestasinya di ajang Pekan Olah Raga Sekolah Dasar Tingkat Provinsi Jawa Timur  2017 di Kabupaten Lumajang
Zulfa Rosida berhasil menyabet Medali Perak cabang Tolak Peluru yang menjadi spesialisasinya selama ini. Zulfa berhasil membuktikan bahwa Prestasi itu bisa diraih dengan kerja keras dan latihan rutin. Di dampingi oleh Guru Olah raganya, Hadi Susila  yang selalu membimbing dan menyemangati disetiap proses seleksi mulai dari tingkat Kecamatan, Kabupaten dan akhirnya berprestasi di Tingkat Provinsi Jawa Timur.
Zulfa memang punya bakat alam yang luar biasa, kemampuan dan kekuatannya diatas rata-rata anak perempuan saat ini, kesukaanya bergaul dan bermain dengan anak laki-laki membuat Zulfa lebih nyaman bersama anak laki-laki dibanding dengan anak perempuan.Setiap harinya di Sekolah dia selalu bermain sepak bola bersama anak laik-laki yang akhirnya dijuluki si Tomboy.
Keberhasilan Zulfa diajang Olah raga ini seolah-olah seperti oase ditengah -tengah kritikan SDN 1 Kedunglurah yang selama ini minim  akan prestasi olah raga di tingkat Provinsi . Keberhasilan Zulfa menjadi pelecut semangat bagi semua elemen yang ada di SDN 1 Kedunglurah, dan ini membuktikan bahwa kami  masih mampu menyuguhkan prestasi yang membanggakan bagi Keluarga Besar SDN 1 Kedunglurah pada khususnya dan Kabupaten Trenggalek pada umumnya.
Keberhasilan dan prestasi ini tidak akan ada gunanya jika tidak ada Zulfa-zulfa yang lain yang mampu menjadi penerus generasi prestasi yang membanggakan ini. Dukungan dari berbagai pihak untuk selalu mempertahankan prestasi gemilang ini sangat diperlukan. Guru yang ada di sekolah hanyalah pembimbing yang terbatas waktunya.
Semoga ke depannya Prestasi Zulfa ini menurun ke adik-adik kelas di SDN 1 Kedunglurah untuk mampu meraih prestasi baik akademik atau non akdemik  yang akan memberikan kebanggaan bagi orang tua, sekolah dan kota tercinta Trenggalek .